Isu ketidakpastian menjadi salah satu alasan mengapa organisasi harus melakukan perubahan. Adanya ketidakpastian membuat segala sesuatu sulit diprediksi. Ketika organisasi dihadapkan pada ketidakpastian, maka transformasi organisasi adalah kunci bagi organisasi yang membutuhkan untuk tetap bisa bertahan dan melakukan sesuatu yang berbeda untuk mempertahankan keberadaannya tersebut.
transformasi organisasi merupakan perluasan dari disiplin ilmu perkembangan organisasi, yang mencoba untuk menciptakan perubahan besar di dalam struktur organisasi, proses, budaya, dan orientasi, pada lingkungan suatu organisasi. Transformasi organisasi muncul karena variabel yang menjadi target transformasi organisasi, yaitu: Kepercayaan Organisasi, Misi Organisasi, dan Tujuan Organisasi. Langkah-langkah Transformasi Organisasi, (1) Meredefinisi bisnis dan memfokuskan pada pelanggan, (2) Pembentukan tim dan mendukung struktur nonhirarkis, (3) Kepemimpinan dan berbagai nilai, dan (4) Perubahan dalam bahasa.
Proses transformasi tidak akan berhasil hanya dengan peran, tanggung jawab, dan hubungan organisasi saja, namum perlu dukungan dari sumber daya manusia. Peran baru SDM dalam proses transformasi menurut Lancourt & Savage (1996), yaitu: (1) Tanggung jawab fungsional telah bergeser ke lini, (2) SDM sebagai rekan bisnis, (3) Fokus pada pengembangan karir dan kompetensi, (4) Membayar untuk suatu keahlian, dan (5) Organisasi yang lebih egalitarian. Kunci Keberhasilan Proses Transformasi menurut Kottler (1995) ada 8, yaitu Membentuk kepedulian kecepatan, Membentuk koalisi panduan yang kuat, Menciptakan visi, Mengkomunikasikan visi, Penguatan faktor lain untuk melaksanakan visi, Merencanakan dan menciptakan sasaran jangka pendek, Mengkonsolidasikan perbaikan dan menghasilkan lebih banyak lagi perubahan, dan Melembagakan berbagai pendekatan baru.
Unsur fleksibilitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi ketidakpastian. Praktik organisasi ini akan menghasilkan suatu organisasi dengan anggota yang memiliki sense of team dan tanggung jawab yang tinggi. Perilaku anggota organisasi yang fleksibel akan membentuk perilaku informal karyawan yang memberikan kontribusi melebihi ketetapan formal organisasi. Transformasi diarahkan pada terbentuknya organisasi dengan karakteristik seperti organisasi yang fleksibel. Setiap orgnasiasi harus menanamkan spirit perubahan bagi anggotanya agar perubahan menjadi budaya dalam organisasi. Sejalan dengan perkembangan konsep baru organisasi dan SDM, maka menjalani proses perubahan merupakan konsekuensi bagi setiap organisasi yang ingin memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar