Kualitas kehidupan kerja yaitu keadaan di mana para karyawan dapat memenuhi kebutuhan pokok mereka dengan bekerja dalam organisasi. Program kualitas kehidupan kerja adalah program-program yang bertujuan untuk memotivasi pegawai melalui upaya pemenuhan kebutuhan tingkat tinggi mereka. Program-program ini termasuk Manajemen Berdasarkan Sasaran, Gugus Kualitas, dan Waktu Lentur (Flextime). Hal-hal yang mempengaruhi kualitas kehidupan kerja: Perlakuan fair, adil dan suportif kepada pegawai, Kesempatan yang sama diberikan kepada pegawai untuk menggunakan kemampuan secara maksimal, Komunikasi terbuka dan saling mempercayai diantara pegawai, Kesempatan bagi semua pegawai untuk berperan secara aktif, Kompetensi yang cukup dan fair, Lingkungan yang aman dan sehat.
Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS) yaitu upaya penyusunan tujuan-tujuan khusus yang dapat diukur dan dilakukan bersama antara manajer dan karyawan, dan selanjutnya secara berkala mendiskusikan kemajuan bawahannya dalam upaya pencapaian tujuan itu. Enam langkah utama MBS yaitu: Penetapan rencana perusahaan secara menyeluruh dan berkelanjutan, Penyusunan tujuan departemen, Diskusi tujuan departemen, Penetapan hasil yang diharapkan/ penyusunan tujuan perorangan, Peninjauan prestasi (pengukuran hasil). Manfaat MBS antar lain: MBS meningkatkan keterikatan dan motivasi, MBS mengarahkan aktivitas kerja ke arah tujuan perusahaan, MBS memperkuat dan membantu dalam perancanaan dan kontrol, MBS dapat mengidentifikasi masalah lebih baik, MBS membantu dalam pengembangan personalia.
Gugus kualitas adalah suatu kelompok yang terdiri dari lima sampai sepuluh pegawai terlatih yang bertemu sekali seminggu selama satu jam untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah dalam bidang kerja mereka. Gugus biasanya merupakan suatu kelompok kerja biasa atau sekelompok orang yang bekerja sama untuk menghasilkan komponen atau jasa tertentu.
Waktu lentur adalah suatu program yang memungkinkan karyawan menetapkan waktu kerja yang luwes di sekitar inti sentral jam-jam kerja siang hari. Hal ini disebut waktu lentur karena karyawan dapat menentukan sendiri waktu masuk dan pulang kerja. Dalam praktek, hampir seluruh perusahaan yang menerapkan waktu lentur hanya memberikan kebebasan terbatas bagi pegawainya dalam mengatur jam kerjanya.
Senang bisa membaca essai tentang quality work of life (QWL) yang Chella tulis, kebetulan saya sedang mencari banyak literatur yang menyangkut isu-isu yang berkaitan dengan QWL. Makasih banyak & Salam kenal
BalasHapus