Selasa, 18 Oktober 2011

Etika Bisnis dan Profesi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Etika adalah Ilmu tentang apa yang baik dan yang buruk, tentang hak dan kewajiban moral. Definisi etika bisnis sendiri sangat beraneka ragam tetapi memiliki satu pengertian yang sama, yaitu sebagai batasan-batasan sosial, ekonomi, dan hukum yang bersumber dari nilai-nilai moral masyarakat yang harus dipertanggungjawabkan oleh perusahaan dalam setiap aktivitasnya (Amirullah & Imam Hardjanto, 2005).

Pelanggaran Etika Bisnis dan Profesi
Terkadang terdapat beberapa pelaku bisnis yang melanggar etika bisnis dan profesi, faktor-faktor yang menyebabkan pelanggaran tersebut antara lain yaitu kebutuhan kelompok atau perusahaan, tidak adanya pedoman, lingkungan yang tidak etis dan perilaku dari komunitas. Berikut adalah contoh kasus dari beberapa perusahaan yang melanggar etika bisnis dan profesi:
1.      PT Kereta Api Indonesia
Kasus ini menunjukkan bagaimana proses tata kelola yang dijalankan dalam suatu perusahaan, dan bagaimana peran dari tiap-tiap organ pengawas dalam memastikan penyajian laporan keuangan tidak mampu menggambarkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya. Kasus PT KAI berawal dari perbedaan pandangan antara Manajemen dan Komisaris, khususnya Ketua Komite Audit dimana Komisaris menolak menyetujui dan menandatangani laporan keuangan yang telah diaudit oleh Auditor Eksternal. Komisaris meminta untuk dilakukan audit ulang agar laporan keuangan dapat disajikan secara transparan dan sesuai dengan fakta yang ada.
Perbedaan tersebut bersumber pada laporan keuangan PT KAI tahun 2005 mengenai masalah Piutang PPN, Beban Ditangguhkan, Persediaan dalam Perjalanan, Uang Muka Gaji, dan Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditentikan Statusnya (BPYDS) & Penyertaan Modal Negara (PMN). Tentunya kasus ini berkaitan pula dengan masalah pelanggaran kode etik profesi akuntan.
2.      PT Megarsari Makmur
Pada hari Rabu, 7 Juni 2006, obat anti-nyamuk HIT yang diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan akan ditarik dari peredaran karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos yang dapat mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap manusia, sementara yang di pabrik akan dimusnahkan. Sebelumnya Departemen Pertanian, dalam hal ini Komisi Pestisida, telah melakukan inspeksi mendadak di pabrik HIT dan menemukan penggunaan pestisida yang menganggu kesehatan manusia seperti keracunan terhadap darah, gangguan syaraf, gangguan pernapasan, gangguan terhadap sel pada tubuh, kanker hati dan kanker lambung.
Obat anti-nyamuk HIT yang dinyatakan berbahaya yaitu jenis HIT 2,1 A (jenis semprot) dan HIT 17 L (cair isi ulang). Selain itu, Lembaga Bantuan Hukum Kesehatan melaporkan PT Megarsari Makmur ke Kepolisian Metropolitan Jakarta Raya pada tanggal 11 Juni 2006. Korbannya yaitu seorang pembantu rumah tangga yang mengalami pusing, mual dan muntah akibat keracunan, setelah menghirup udara yang baru saja disemprotkan obat anti-nyamuk HIT. Kasus tersebut menunjukkan bahwa PT Megarsari Makmur telah melanggar etika bisnis, karena produk yang dihasilkannya terbukti berbahaya bagi konsumen.
3.      Perusahaan Manufaktur Komputer Dell
Perusahaan Dell menghadapi tuntutan berkaitan dengan beberapa kasus baterai panas (overheat) yang terjadi pada laptop buatannya. Kali ini tuduhan dilayangkan beberapa pengguna dari Kanada terhadap lima model laptop Dell, yaitu Inspiron 1100, 1150, 5100, 5150, dan 5160. Dalam kasus ini, Dell dituduh lalai karena tetap mendesain, membuat, serta memasarkan komputer-komputer bermasalah itu walaupun telah ada laporan problem yang timbul. Kasus ini bukan pertama kalinya bagi Dell. Perusahaan komputer asal Texas itu pada September 2006 lalu juga pernah mendapatkan tuntutan yang sama di pengadilan distrik Northern District of California. Hal tersebut menyebabkan Dell harus menarik 4,1juta baterai laptop dari pasaran karena risiko kebakaran.
4.      Perusahaan Indosat (IM3)
IM3 diduga melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar. 750 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut.
Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut. Pihak pemerintah dan DPR perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.
5.      PT Lapindo Brantas
Banjir lumpur panas Lapindo adalah peristiwa menyemburnya lumpur panas di lokasi pengeboran Lapindo Brantas Inc di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 29 Mei 2006. Semburan lumpur  panas selama beberapa bulan itu menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur. Lokasi pusat semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok Brantas. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur tersebut.
Perusahaan terkesan lebih mengutamakan penyelamatan asset-asetnya daripada mengatasi soal lingkungan dan social yang ditimbulkan. Namun Lapindo Brantas akhirnya sepakat untuk membayarkan tuntutan ganti rugi kepada warga korban banjir Lumpur Porong, Sidoarjo. Lapindo akan membayar Rp2,5 juta per meter persegi untuk tanah pekarangan beserta bangunan rumah, dan Rp120.000 per meter persegi untuk sawah yang terendam lumpur.

Pematuhan Etika Bisnis dan Profesi
Dalam mematuhi etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain yaitu pengendalian diri, pengembangan tanggung jawab social (social responsibility), mempertahankan jati diri, menciptakan persaingan yang sehat, menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan, dll. Berikut merupakan contoh perusahaan yang mematuhi etika bisnis dan profesi:
1.      Perusahaan Danone Aqua
Danone Aqua Klaten, Jawa Tengah, konsisten dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup. Untuk penghijauan di areal sekitar pabrik, produsen air mineral ini telah menanam seribu pohon. Namun tidak hanya sampai di situ saja, pada Agustus 2010 lalu, pihak Danone Aqua telah menyiapkan 50ribu bibit pohon untuk proses penghijauan. Dalam kegiatan penghijauan di sekitar sumber mata air Sigedang, Danone Aqua melibatkan anak-anak sekolah dan masyarakat untuk penanaman pohon di daerah aliran sungai. Pelibatan anak-anak sekolah dalam kegiatan penghijauan ini bertujuan meningkatkan kesadaran tentang pelestarian lingkungan sejak dini. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan air mineral Danone Aqua memiliki tanggung jawab social dan lingkungan (CSR) dan turut berperan menjaga kelestariannya.
2.      PT Djarum
Sejak tahun 1979, PT. Djarum melalui kegiatan CSR, Djarum Bakti Lingkungan selalu konsisten melakukan penghijauan sebagai wujud kepedulian, tanggung jawab serta kepekaan terhadap lingkungan hidup. Berawal dari Kota kudus, Djarum Bakti Lingkungan dirintis dan telah meluas hingga membagi serta menanam lebih dari 1 juta bibit tanaman. Kini kepedulian terhadap penghijauan merambah ke DKI Jakarta. Dinas Pertamanan DKI Jakarta telah memilih area taman di RW 06, Ragunan, Pasar Minggu untuk dibangun dan didesain oleh PT. Djarum sebagai Taman Interaksi dan Edukasi bagi masyarakat DKI Jakarta khususnya warga RW 06, Ragunan. Taman ini pun diharapkan dapat memberikan penghijauan dan sekaligus meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Taman Interaksi dan Edukasi seluas 1.100m2 ini terdiri dari pohon-pohon produktif, tanaman obat, akses jalan, bangku taman, tempat jalan refleksi, lampu taman, sirkulasi air, lubang biopori dan bantuan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Tidak hanya itu saja, sejak 1984 PT. Djarum secara konsisten berperan aktif memajukan pendidikan melalui program Djarum Beasiswa Plus dengan cara pembudayaan dan pemberdayaan mahasiswa berprestasi tinggi, dalam berbagai pelatihan soft skills untuk membentuk manusia Indonesia yang disiplin, mandiri dan berwawasan masa depan serta menjadi pemimpin yang cakap intelektual, emosional dan spiritual.
3.      Pertamina
Sebagai salah satu bentuk Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan atau Corporate Social Responsibility (CSR), Pertamina melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Program tersebut diimplementasikan melalui program PUKK, yaitu Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi yang salah satu tujuannya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat serta mengatasi ketimpangan ekonomi dan kesenjangan struktur sosial. Pembinaan tersebut terdiri dari pendidikan/pelatihan, pengkajian/penelitian dan pemagangan untuk meningkatkan kemampuan kewirausahaan, manajemen dan keterampilan teknis produksi; pinjaman modal kerja investasi dengan tingkat bunga sebesar 4% s/d 6% per tahun; serta Pemasaran dan promosi hasil produksi. Selain itu, terdapat pula program Cerdas Bersama Pertamina, dimana Pertamina memberikan beasiswa kepada siswa SD, SMP, SMA dari berbagai daerah di Indonesia.
4.      PT Unilever Indonesia Tbk
PT Unilever Indonesia telah meraih tiga penghargaan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di ajang Indonesian CSR Awards (ICA) 2008, penghargaan tersebut meliputi program Promosi Kesehatan Terpadu, program Pembinaan Petani Kedele Hitam, dan program Jakarta Green and Clean. PT Unilever Indonesia melalui Yayasan Unilever Indonesia (YUI) terus melanjutkan komitmennya bersama masyarakat menciptakan masa depan yang lebih baik. Salah satunya berkomitmen pada edukasi gizi dengan menjadikannya sebagai bagian dari program promosi kesehatan terpadu, Integrated Health Promotion Program (IHPP). Untuk itu, Unilever bekerjasama dengan World Food Programme (WFP) guna memerangi kelaparan dan memberikan nutrisi yang lebih baik bagi anak-anak di dunia melalui program Together for Child Vitality.
Sedangkan untuk Pembinaan Petani Kedele Hitam dilakukan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam pengelolaan tanaman kedelai hitam berbasis analisa agroekosistem, membangun organisasi petani yang kuat sebagai modal sosial untuk membangun ekonomi petani, metode belajar andragogy (orang dewasa), participatory (keikutsertaan) dan belajar dari pengalaman. PT Unilever Indonesia Tbk bekerjasama Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Yayasan Farmer Initiatives for Ecological Livelihoods and Democracy (FIELD), mengembangkan sekolah petani untuk pengelolaan agroekosistem bagi petani kedelai hitam. Program ini dilaksanakan di tujuh kabupaten yaitu Bantul, Kulonprogo, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Trenggalek dan Pacitan.
PT Unilever Indonesia juga telah menjalankan program Green and Clean yang diawali di kota Surabaya pada tahun 2005 di Kelurahan Jambangan, Surabaya, dan kini telah berkembang ke enam kota besar lainnya  di empat pulau yang ada di Indonesia yaitu pulau Jawa (Jakarta, Yogyakarta, Bandung), Sulawesi (Makassar),  Sumatera (Medan) dan Kalimantan (Banjarmasin). Program ini bertumpu pada peran serta masyarakat sebagai agen perubahan (agent of change) dalam mengelola lingkungan di daerahnya secara mandiri, termasuk kegiatan pengelolaan sampah seperti pemilahan, pengomposan dan pendaurulangan. Tujuan dari program Green and Clean adalah mengedukasi masyarakat dalam mengatasi permasalahan lingkungan termasuk masalah sampah yang pada akhirnya dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA). Yayasan Unilever Indonesia bersama mitra program lainnya berperan sebagai katalisator untuk menciptakan pergerakan di masyarakat melalui perantara peran fasilitator dan kader lingkungan.
5.      PT HM Sampoerna Tbk
PT HM Sampoerna Tbk. (“Sampoerna”) melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dibawah payung ‘Sampoerna untuk Indonesia’, mengembangkan konsep pengelolaan hutan di Kawasan Gunung Arjuno-Welirang. Program yang telah memasuki tahun kedua ini memfokuskan kegiatan kepada pengembangan pertanian organik, pengembangan hasil hutan non kayu dengan sistem Agroforestry, penanaman tanaman buah atau Multi Purpose Tress Species (MPTS) di sela-sela tanaman pokok produksi. Termasuk pembuatan satu buah instalasi biogas dari hasil kotoran sapi dan pembuatan keripik buah hasil hutan. Hal tersebut berkaitan dengan komitmen Sampoerna untuk mengembangkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan hutan gunung Arjuno melalui pendekatan yang terintegrasi antara konservasi hutan, kewirausahaan dan edukasi. Selama ini, Sampoerna juga telah berperan aktif mencerdaskan anak bangsa dengan berbagai program bantuan pendidikan, antara lain Sampoerna Academy, Sampoerna School of Education, Scholarship Program, Save A Teen Program, dan Quality Education.

BAURAN PEMASARAN DAN ANALISIS SWOT GRAMEDIA BOOKSTORE

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Membaca telah menjadi bagian dari kehidupan setiap orang, baik bagi anak-anak, pelajar, mahasiswa, orang dewasa, dan tidak menutup kemungkinan bagi para manula. Membaca merupakan salah satu bagian penting dalam proses belajar, dengan membaca maka akan banyak pengetahuan dan informasi yang didapatkan. Semenjak usia dini, anak-anak sudah dibiasakan untuk membaca, mulai dari TK, SD, SMP, SMA bahkan hingga Perguruan Tinggi, semua mengharuskan para siswa dan mahasiswanya untuk banyak belajar melalui membaca, hal tersebut yang membuat kebutuhan terhadap buku semakin meningkat setiap harinya.
Seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku atau bahan pustaka, berbagai industri penerbitan dan percetakan pun mulai bersaing untuk menerbitkan buku yang berkualitas. Kondisi tersebut menciptakan peluang usaha bagi para distributor buku, karena membaca telah menjadi bagian vital bagi setiap orang, tidak terbatas usia. Membaca bukan suatu trend yang hanya booming pada suatu waktu tertentu, namun merupakan hal yang terus-menerus menjadi bagian dari masyarakat, sehingga kemudian banyak muncul berbagai toko buku di sekitar masyarakat yang mencoba memenuhi kebutuhan pasar terhadap buku atau bahan pustaka.
Ada banyak toko buku tersebar di seluruh Indonesia, dari mulai yang berskala nasional hingga lokal. Beberapa toko buku ternama di Indonesia antara lain adalah Gramedia Bookstore, Karisma Bookstore, Tisera, Gunung Agung, dan Times Bookstore. Di kota Malang sendiri terdapat beberapa toko buku seperti Gramedia Bookstore, Karisma, Tisera, Siswa, Toga Mas, dan Dian Ilmu. Namun sebelum munculnya beberapa toko buku lokal di kota Malang, beberapa waktu yang lalu penjualan buku dikuasai oleh tiga toko buku besar, yaitu Gramedia Bookstore, Gunung Agung, dan Siswa, jika melihat keadaan saat ini keberadaan toko buku Gunung Agung dan Siswa telah tergeser dengan hadirnya toko buku lokal. Gunung Agung yang dahulu terletak di Sarinah Dept. Store bahkan sekarang sudah tidak beroperasi lagi di kota Malang, sedangkan Siswa meskipun masih beroperasi namun telah tertinggal jauh dengan toko buku lainnya yang sekarang ada.
Toko buku yang masih bertahan dan dapat dikatakan semakin menguasai pasar saat ini adalah Gramedia Bookstore, bahkan hingga bulan Januari 2011 Gramedia Bookstore telah memiliki 98 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, tidak hanya di kota-kota besar melainkan juga di beberapa kota kecil seperti Madiun, Kediri, dan Magelang. Setiap cabang toko buku memiliki 30.000 – 50.000 judul buku (Laoli, 2011). Gramedia Bookstore telah menjadi market leader dalam hal toko buku retail, hal ini terbukti dengan diraihnya penghargaan Marketing Award 2009 dalam kategori The Best Experiential Marketing. Experiential Marketing yang dimiliki oleh Gramedia Bookstore adalah bagaimana menciptakan kenyamanan konsumen selama berada dalam toko tersebut, kenyamanan tersebut diciptakan dari pelayanan toko yang baik dan desain serta interior yang menarik (Nisa, 2009).
Tidak hanya meraih penghargaan Marketing Award, Gramedia Bookstore juga berhasil mempertahankan gelar Top Brand Award 2010. Gramedia Bookstore dinobatkan sebagai toko buku paling dikenal oleh public dengan Top Brand Index sebesar 78,1% dan meninggalkan pesaingnya Gunung Agung hanya dengan indeks sebesar 12,4%. Sedangkan toko buku lainnya seperti Toga Mas, Karisma, dan Wali Songo hanya mendapat indeks di bawah 3%. Merek Gramedia begitu lekat di hati masyarakat sehingga 78,1% dari 2.400 responden di enam kota besar di Indonesia memilih Gramedia sebagai merek paling top (Damanik, 2010).
PT Gramedia Asri Media (GAM) sebagai pemilik jaringan Gramedia Bookstore tentunya memiliki kiat-kiat tertentu dalam menjalankan usahanya sehingga mampu meraih kesuksesan yang luar biasa hingga sekarang. Tidak hanya memperhatikan kebutuhan pasar, tentu GAM juga memperhatikan bauran pemasaran yang terdiri dari 4P (Product, Price, Place, Promotion) serta analisis SWOT. Hal tersebut lah yang kemudian mendorong peneliti untuk melakukan observasi pada Gramedia Bookstore yang ada di kota Malang, tepatnya yang terletak di Jalan Basuki Rachmad dan Jalan Veteran MATOS.

1.2  Rumusan Masalah
Mengacu dari latar belakang penulisan makalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana gambaran umum mengenai Gramedia Bookstore?
2.      Bagaimana bauran pemasaran yang diterapkan oleh Gramedia Bookstore?
3.      Bagaimana analisis SWOT mengenai Gramedia Bookstore?

1.3  Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui gambaran umum mengenai Gramedia Bookstore.
2.      Untuk mengetahui bauran pemasaran yang diterapkan oleh Gramedia Booksotre.
3.      Untuk mengetahui analisis SWOT mengenai Gramedia Bookstore.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Umum Gramedia Bookstore
Gramedia didirikan oleh P.K Ojong (alm) dan Jakob Oetama dengan sebuah visi yang jelas, yaitu mereka ingin berpartisipasi dalam pengembangan intelektual agar masyarakat Indonesia dapat meningkatkan kesejahteraan dan masa depannya. Seperti yang dilansir di situs resmi Gramedia (2005), mereka bertekad untuk menumbuhkan minat baca masyarakat Indonesia, sebab mereka percaya bahwa kehidupan dapat diubah dengan ilmu pengetahuan yang kuat. P.K Ojong dan Jakob Oetama memulai karier mereka sebagai seorang jurnalis yang kemudian keduanya berhasil menerbitkan majalah pertama mereka bernama Intisari di tahun 1963. Penerbitan majalah pertama tersebut terbukti sukses, bahkan majalah Intisari masih diterbitkan hingga saat ini.
Dua tahun kemudian, pada tanggal 28 Juni 1965 P.K Ojong dan Jakob Oetama mulai menerbitkan sebuah surat kabar harian yang disebut Kompas. Hingga kini, Kompas telah menjadi surat kabar yang paling banyak dibaca di Indonesia dengan sirkulasi yang terluas. Keberhasilan yang mereka raih tersebut, membawa keduanya berkembang ke dalam usaha penerbitan, percetakan, dan retail buku serta majalah. Hingga pada tahun 1970 untuk pertama kalinya toko buku Gramedia didirikan di jalan Gajah Mada Jakarta, dan sampai dengan Januari 2011 telah memiliki 98 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dengan slogan bahwa “Membaca adalah kunci yang akan memperkuat masyarakat Indonesia untuk menciptakan masa depan mereka sendiri”, Gramedia Bookstore memiliki visi dan misi sebagai berikut,
Visi:
Turut berpartisipasi dalam pengembangan intelektual bangsa dengan menyebarkan ilmu pengetahuan dan informasi melalui model retail yang berbeda dan pendistribusian buku, ATK, dan produk multimedia, ditandai dengan pelayanan yang terbaik, manajemen yang proaktif, dan perilaku bisnis yang tepat.
Misi:
·         Untuk menjadi agent of change di dalam masyarakat yang pluralistic
·         Untuk menjadi pemimpin di dalam retail dan distribusi ilmu pengetahuan, informasi dan infotainment berbasis media.
·         Untuk menyediakan produk-produk yang canggih, inovatif, dan berorientasi pasar
Sejak pertama kali dibuka tahun 1970, Gramedia Bookstore telah menjadi pemimpin dalam penjualan buku dan penerbitan, berada jauh di atas dari pesaing-pesaing terdekatnya. Gramedia Bookstore telah mengembangkan citra merek dan reputasi yang sangat bagus selama bertahun-tahun. Masyarakat Indonesia telah tumbuh bersama Gramedia dan belajar untuk mempercayai Gramedia dalam menyediakan berbagai buku berkualitas dengan harga yang dapat dijangkau bagi mereka. Gramedia Bookstore telah menyediakan bahan bacaan berkualitas selama lebih dari 40 tahun dan telah menjadi sebuah merek yang teruji dan terpercaya di dalam retail buku dan penerbitan.
Penerbit dari Gramedia sendiri terdiri dari enam perusahaan yang memasok sekitar 40% dari total buku yang diterbitkan, buku-buku tersebut terdiri dari buku asli berbahasa Indonesia dan buku terjemahan. Gramedia menjalin hubungan yang baik dengan para pemasok dan mitra kerjanya, Gramedia dikenal atas keadilan dan integritas dalam segala urusan bisnis. Pemasok selalu dibayar tepat waktu dan pihak Mal atau Dept. Store yang bekerja sama dengan Gramedia mengerti bahwa Gramedia Bookstore selalu menjadi pembangun lalu lintas yang baik bagi Mal maupun Dept. Store mereka.
Gramedia Bookstore dimiliki dan dikelola oleh PT Gramedia Asri Media (GAM), sebuah anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Kompas Gramedia Group (KGG). GAM adalah saluran distribusi retail untuk KGG yang juga menangani penerbit dan mitra asing. Kemudian pada tahun 1972 KGG mendirikan sebuah pabrik percetakan di Jakarta dalam rangka memenuhi kebutuhan terhadap koran dan majalah yang semakin meningkat, hingga kemudian pada tahun 1973 dibentuk PT Gramedia Pustaka Utama (GPU) dan mulai menerbitkan judul pertamanya. Perusahaan tersebut telah meraih sukses yang luar biasa, hingga kini mampu menerbitkan lebih dari 600 judul per tahun, kisaran judul buku terdiri dari buku anak-anak dan remaja, buku bahasa dan sastra, kamus dan referensi, buku teks universitas, buku mengenai life style dan masih banyak lagi. GPU memiliki 60% judul buku asing yang diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia, secara kolektif GPU menangani sekitar 4000 judul aktif yang didistribusikan oleh Gramedia Bookstore.
Melonjaknya kebutuhan terhadap pendidikan teknologi membuat KGG mendirikan PT Elex Media Komputindo (EMK) pada tahun 1985. EMK menerbitkan buku-buku tentang komputer, elektronik, teknologi, komik, dan perangkat lunak komputer. Setiap tahun EMK menerbitkan 1500 judul baru dan lebih dari 50% judul merupakan terjemahan dari bahasa asing. Kemudian pada tahun 1990 KGG mendirikan PT Gramedia Widiasarana Indonesia atau yang dikenal dengan Grasindo. Grasindo berkonsentrasi pada buku pelajaran sekolah dan bahan pendidikan lainnya untuk TK hingga SMA, sampai dengan sekarang Grasindo mampu menerbitkan 300 judul baru setiap tahun. Tidak hanya di bidang penerbitan buku, KGG juga telah memiliki Gramedia Majalah yang menangani sekitar 43 judul tabloid dan majalah, yang terdiri dari 30 judul asli dan 13 berlisensi, seperti National Geographic, TopGear, Disney Junior dan masih banyak lagi.
Indonesia telah melihat suatu transformasi selama 40 tahun terakhir, sebuah negara yang memiliki keragaman luar biasa dan geografis yang sangat luas, kaya akan seni dan tradisi budaya membuat Indonesia harus menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan. Pada tahun 1970-an, ketika Gramedia baru saja berdiri, lebih dari 31% penduduk Indonesia berusia di atas 10 tahun mengalami buta huruf. Namun pada tahun 2003, angka buta huruf  turun menjadi 9,07% untuk kelompok yang sama. Wajib belajar 9 tahun bagi setiap penduduk Indonesia yang dilaksanakan bersamaan dengan berkembangnya kelas menengah dengan pesat menciptakan kondisi yang haus akan ilmu pengetahuan dan buku bacaan setiap harinya yang belum pernah  terjadi sebelumnya. Dalam hal tersebut tentu saja Gramedia telah berperan penting untuk ikut serta mencerdaskan bangsa.


2.2 Bauran Pemasaran Gramedia Bookstore
Menurut Kotler & Armstrong (2008:62), bauran pemasaran (marketing mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok variabel yang disebut “4P” (Product, Price, Place, Promotion).
2.2.1 Produk
Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran (Kotler & Armstrong, 2008:62). Dalam rangka mengantisipasi dan memenuhi kebutuhan konsumen yang berkembang pesat, Gramedia Bookstore telah menjadi one-stop shop untuk setiap anggota keluarga. Ragam produk yang disediakan oleh Gramedia Bookstore meliputi buku lokal dan impor, alat tulis, multimedia, peralatan olahraga serta alat-alat musik.
Buku-buku di Gramedia Bookstore 80% adalah karya lokal yang diproduksi di Indonesia atau bahan asing yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dan 20% sisanya merupakan buku impor.  Ini termasuk buku-buku tentang berbagai subyek dan tema, bahan studi, kamus, direktori jalan, majalah dan komik. Alat tulis yang disediakan di Gramedia Bookstore meliputi pena, pensil, perlengkapan menggambar, map, buku tulis, dan masih banyak lagi. Untuk peralatan multimedia meliputi digital camera dan aksesorisnya, laptop dan aksesorisnya, printer, fax, scanner, handphone, dll. Adapun peralatan olahraga yang disediakan meliputi alat-alat fitness, berbagai macam bola, raket, scooter, sepatu roda, perlengkapan renang, dll. Sedangkan alat-alat musik yang tersedia yaitu keyboard, gitar, drum, seruling, pianika, dll.
Produk-produk yang disediakan oleh Gramedia Bookstore sudah tidak diragukan lagi kualitasnya. Gramedia tidak hanya mengutamakan kuantitas produk yang disediakan, namun juga memperhatikan kualitas yang baik. Buku-buku yang tersedia dijamin keasliannya, sebab Gramedia menjalin kerjasama dengan sejumlah penerbit, sehingga setiap buku yang dijual merupakan produk orisinil. Kualitas yang baik tidak hanya terletak pada buku, berbagai produk berupa alat tulis yang tersedia di Gramedia Bookstore juga merupakan produk yang berkualitas. Sama halnya dengan produk multimedia dan berbagai peralatan musik serta olahraga, pemasok produk-produk tersebut berasal dari perusahaan ternama yang telah dipercaya oleh konsumen. Sehingga dari segi kualitas, Gramedia Bookstore tidak hanya menjadi one-stop shop yang menyediakan beragam produk, namun juga mampu memuaskan pelanggan dengan produknya yang berkualitas.
Gramedia Bookstore menyediakan buku-buku dengan berbagai subjek dan tema, hal tersebut merupakan hasil dari kerjasama pihak Gramedia dengan sejumlah penerbit antara lain Penerbit Erlangga, Salemba Empat, Arruzz Media, Trans Media, Penerbit Diva, Prestasi Pustaka, Gema Insani, dll. Selain buku-buku dari penerbit tersebut, Gramedia juga mendapat pasokan buku dari penerbit yang dimiliki oleh perusahaan induk Kompas Gramedia Group (KGG), antara lain Gramedia Pustaka Utama, Elexmedia Komputindo, Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo), Kepustakaan Populer Gramedia, Penerbit Buku Kompas, Bhuana Ilmu Populer, dan Gramedia Majalah. Macam-macam alat tulis yang tersedia di Gramedia Bookstore merupakan produk-produk dari Steadler, Fiber Castel, Pentel, Stabilo, Joyko, Snowman, Paperline, dll. Untuk perlengkapan sekolah seperti tas, Gramedia menyediakan beberapa produk dari Eiger, Export, Realpolo, serta Planet Ocean. Beberapa perlengkapan olahraga yang tersedia mulai dari merek Yonex, Spalding, Mikasa, hingga merek Wish. Namun untuk alat-alat musik didominasi oleh produk dari Yamaha, sedangkan produk multimedia terdiri dari berbagai macam merek, antara lain Panasonic, Sony, Canon, Samsung, HP, Alfalink, beberapa produk dari Nokia, Sony Ericsson, dan Blackberry juga tersedia.
2.2.2 Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler & Armstrong, 2008:63). Berbagai produk yang disediakan oleh Gramedia Bookstore memiliki harga yang umumnya dapat dijangkau oleh konsumen kelas menengah. Bahkan Gramedia Bookstore pun terus berupaya agar produknya juga mampu dijangkau oleh konsumen kelas menengah ke bawah.
Untuk produk buku, harga yang ditawarkan oleh Gramedia Bookstore bermacam-macam, mulai dari puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah. Jumlah harga masing-masing buku tersebut ditentukan berdasarkan jenis buku itu sendiri. Antara buku pelajaran sekolah, buku teks universitas, novel, komik, dan jenis-jenis buku yang lain tentunya memiliki harga berbeda-beda. Sedangkan untuk produk lainnya, seperti alat tulis, perlengkapan musik dan olahraga, serta produk multimedia, harga yang ditawarkan sesuai dengan harga eceran yang disarankan oleh masing-masing pemasok produk.
Salah satu cara Gramedia Bookstore untuk memuaskan pelanggan adalah dengan memberikan diskon atau potongan harga. Gramedia Bookstore yang terletak di Jalan Basuki Rachmad Malang selalu menggelar program diskon buku setiap periode-periode tertentu dengan durasi selama 1bulan. Program tersebut digelar di halaman depan Gramedia Bookstore dengan tujuan untuk menarik perhatian masyarakat. Harga yang ditawarkan mulai dari Rp. 5.000,- Rp. 7.000,- Rp. 10.000,- hingga Rp. 15.000,- umumnya harga tersebut telah didiskon 50% dari harga semula atau harga asli buku. Buku-buku yang didiskon terdiri dari berbagai macam jenis dan subjek yang berasal dari beberapa penerbit seperti Arruzz Media, Trans Media, Mizan, Prestasi Pustaka, Gema Insani, Diva, dll.
Tidak hanya memberikan diskon pada periode tertentu, Gramedia Bookstore yang terletak di Jalan Basuki Rachmad Malang juga menyediakan buku-buku khusus mahasiswa yang didiskon 25% sampai dengan 40% setiap harinya. Terdapat pula beberapa buku teks universitas yang dibandrol dengan harga Rp. 5.000,- Rp. 10.000,- dan Rp. 15.000,-. Selain memberikan diskon untuk produk yang berupa buku, Gramedia Bookstore juga memberikan diskon untuk produk lainnya, seperti salah satu contohnya yaitu VCD/DVD Film. Harga yang ditawarkan untuk 2buah VCD/DVD Film yaitu mulai dari Rp. 10.000,- Rp. 20.000,- Rp. 30.000,- hingga Rp.40.000,- .
Gramedia Bookstore juga memberikan potongan harga khusus untuk pembelian buku terbitan Kompas Gramedia (Penerbit Buku Kompas) bagi pelanggan yang memiliki Kompas Gramedia Value Card-Flazz. Potongan harga yang diberikan yaitu, regular discount 10% untuk semua buku terbitan Kompas Gramedia dan seasonal discount 20% pada setiap acara Book Lovers Time Kompas Gramedia. Terdapat pula keuntungan lain yang diberikan Gramedia Bookstore bagi pelanggan yang memiliki kartu tersebut, seperti salah satunya yaitu kesempatan untuk indent buku dengan harga khusus.
2.2.3 Tempat
Menurut Kotler & Armstrong (2008:63), tempat meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Sejak pertama kali dibuka pada tahun 1970 hingga Januari 2011, Gramedia Bookstore telah memiliki 98 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan menurut Laoli (2011) Gramedia Bookstore akan segera membuka 10 cabang baru lagi untuk beberapa daerah di Jakarta, Bandung, dan Gorontalo. Sehingga kemungkinan sampai dengan waktu sekarang ini, diperkirakan Gramedia Bookstore telah memiliki lebih dari 100 cabang.
Setiap outlet Gramedia Bookstore menikmati lokasi yang strategis dalam setiap kota-kota besar di Indonesia dan beberapa kota kecil seperti Madiun, Kediri, dan Magelang. Setiap outlet telah direncanakan dan diposisikan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan Gramedia Bookstore di setiap daerah tertentu. Di Kota Malang sendiri terdapat dua outlet Gramedia Bookstore, yaitu di Jalan Basuki Rachmad dan Jalan Veteran, Matos.
Kedua lokasi Gramedia Bookstore di Kota Malang merupakan tempat yang strategis. Jalan Basuki Rachmad merupakan daerah yang terletak di pusat kota, letak Gramedia Bookstore berdekatan dengan alun-alun kota, Sarinah dan Ramayana Dept. Store, beberapa tempat ibadah seperti masjid dan gereja, kantor pemerintahan, serta berbagai macam pertokoan. Alat transportasi umum yang lewat di sekitar Gramedia Bookstore juga beragam, mulai dari jurusan GA, AG, LG, GL, MM, dan LDG, hal tersebut memudahkan masyarakat Malang dari berbagai daerah untuk datang ke Gramedia Bookstore.
Letak Gramedia Bookstore yang berada di Matos Jalan Veteran juga termasuk lokasi yang strategis, karena berdekatan dengan beberapa sekolah dan perguruan tinggi, seperti SMAN 8 Malang, SMKN 2 Malang, SMPN 4 Malang, MAN 3 Malang, MTSN 1 Malang, MIN 1 Malang, TK B.A Restu Malang, dan Universitas Negeri Malang serta Universitas Brawijaya. Selain itu, Matos sendiri juga merupakan salah satu Mal yang memiliki banyak pengunjung sehingga memberikan pengaruh positif bagi Gramedia Bookstore. Beberapa alat transportasi umum yang lewat di sekitar Matos antara lain AL, GL, LDG, dan ASD.
Selain tempat atau lokasi yang strategis, Gramedia Bookstore juga berusaha untuk menciptakan outlet yang nyaman bagi setiap pelanggan yang datang. Kenyamanan tersebut selain dari pelayanan prima juga diciptakan melalui segi design dan interior yang baik. Pada umumnya design dan interior antara kedua outlet Gramedia Bookstore yang ada di Kota Malang hampir sama, perbedaannya hanya terletak pada jumlah lantai, outlet di Jalan Basuki Rachmad memiliki 3 lantai, sedangkan di Matos Jalan Veteran hanya memiliki 2 lantai. Lantai 1 menyediakan berbagai alat tulis, perlengkapan musik dan olahraga, serta produk multimedia. Sedangkan lantai 2 khusus menyediakan berbagai macam buku.
Penataan buku-buku di Gramedia Bookstore dirancang sedemikian rupa untuk memberikan kenyamanan pada pelanggan yang datang. Buku-buku yang merupakan kebutuhan bagi kategori pelajar, mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dengan subjek seperti buku pendidikan, kamus, buku referensi, buku anak dan remaja (komik dan novel) dan buku sekolah diletakkan di sisi yang berbeda dengan subjek buku yang merupakan kebutuhan bagi kategori mahasiswa hingga umum, yang meliputi agama dan filsafah, sosial dan politik, majalah, teknik, TI, hukum, ekonomi, bisnis manajemen, pariwisata, dan pertanian. Untuk buku-buku impor, dan buku-buku mengenai gaya hidup, kesehatan, bahasa dan sastra diletakkan di bagian tengah, sedangkan di bagian terdepan merupakan display untuk kategori buku pilihan, buku baru, dan best seller.
Lantai 3 yang terletak di outlet Jalan Basuki Rachmad merupakan area khusus buku mahasiswa special promo. Sehingga semua buku yang terdapat di lantai 3 tersebut khusus memenuhi kebutuhan para mahasiswa. Terdapat berbagai macam tema, seperti SPSS, Science, Metodologi Penelitian, Akuntansi, Manajemen, Kedokteran, Ekonomi, Psikologi, Sosiologi, Teknik, dan Statistik. Gramedia Bookstore tidak hanya melayani konsumen secara langsung namun juga secara tidak langsung. Hal tersebut dilakukan melalui situs online Gramedia yang dapat diakses di www.gramediaonline.com, di situs tersebut konsumen dapat melakukan pemesanan ataupun pembelian berbagai produk secara online yang tidak terbatas pada buku.
2.2.4 Promosi      
Kotler & Armstrong (2008:63) mengatakan bahwa promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan untuk membelinya. Gramedia Bookstore melakukan promosi melalui pemasangan iklan di beberapa media cetak, dengan memanfaatkan sejumlah surat kabar harian dan majalah yang ditebitkan oleh anak perusahaan dari Kompas Gramedia Group (KGG) seperti penerbit Gramedia Majalah. Beberapa contoh surat kabar harian yang menjadi media promosi Gramedia Bookstore adalah Kompas, Jakarta Post, Warta Kota, Tribun Jabar, Surya, dll. Sedangkan beberapa majalah dan tabloid yang menjadi media promosi adalah Bobo, Hai, Kawanku, Idea, Motor Plus, Nova, Starnova, dll.
Tidak terbatas pada pemasangan iklan saja, Gramedia Bookstore juga melakukan promosi dengan menjadi sponsor dalam event tertentu seperti seminar atau acara perlombaan. Beberapa seminar mengenai bedah buku tertentu yang diterbitkan oleh Gramedia, akan menjadi kesempatan bagi Gramedia Bookstore untuk promosi kepada masyarakat. Tidak jarang pula Gramedia Bookstore menjadi sponsor untuk acara perlombaan yang bertema pendidikan, seperti yang diselenggarakan di berbagai sekolah dan universitas.
Gramedia Bookstore baru-baru ini menawarkan promosi khusus berupa promosi penjualan melalui Kompas Gramedia Value Card-Flazz (KGVC) yang baru saja launching pada tanggal 16 Juli 2011. Seperti yang dilansir di situs resmi Kompas Gramedia (2011), KGVC adalah bentuk penghargaan Kompas Gramedia Group kepada para pelanggan setia di seluruh Business Unit Kompas Gramedia. Melalui kerjasama dengan Flazz BCA, membership card tersebut memberikan berbagai manfaat bagi para pelanggan Gramedia Bookstore, antara lain pemberian regular discount 10% dan seasonal discount 20% untuk pembelian produk Kompas Gramedia, diskon khusus untuk harga tiket event seperti seminar dan acara perlombaan, kesempatan indent buku dengan harga khusus, dan mendapatkan katalog produk secara berkala.
Cara untuk mendapatkan KGVC tersebut juga tergolong mudah, yaitu dengan hanya membayar sebesar Rp. 50.000,- atau bisa didapatkan secara gratis jika berbelanja akumulasi Rp. 500.000,- untuk semua produk dalam waktu 1 minggu di semua Gramedia Bookstore dan berlaku kelipatan. Dengan berbagai manfaat dan syarat yang ditentukan untuk kepemilikan KGVC tersebut, maka dapat dikatakan bahwa terciptanya KGVC juga merupakan salah satu cara Gramedia Bookstore untuk melakukan promosi dengan membujuk pelanggan untuk membeli produk. Manfaat yang didapatkan dari KGVC akan membuat pelanggan semakin loyal kepada Gramedia Bookstore dan lebih memilih untuk membeli kebutuhannya di Gramedia daripada di toko buku lainnya.
2.3 Analisis SWOT Gramedia Bookstore
Menurut Kotler & Armstrong (2008:64), analisis SWOT adalah penilaian menyeluruh terhadap kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) suatu perusahaan. Perusahaan harus menganalisis pasarnya dan lingkungan pemasarannya agar menemukan peluang yang menarik dan mengidentifikasi ancaman dari lingkungannya. Perusahaan harus menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan serta tindakan pemasaran saat ini dan yang mungkin dilakukan untuk menentukan peluang mana yang paling baik untuk dikejar. Tujuannya adalah untuk mencocokkan kekuatan perusahaan dengan peluang menarik yang ada pada lingkungan, sekaligus menghilangkan atau mengatasi kelemahan dan meminimalisasi ancaman.
2.3.1 Kekuatan
Kekuatan meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani pelanggannya dan mencapai tujuannya (Kotler & Armstrong, 2008:64). Kekuatan Gramedia Bookstore yang pertama terletak pada kelengkapan produk yang tersedia, dengan menyediakan produk yang beragam dan berkualitas maka Gramedia Bookstore dapat memenuhi kebutuhan para konsumen. Sehingga diharapkan kebutuhan konsumen yang beragam dapat terpenuhi ketika mereka berbelanja di Gramedia Bookstore.
Selain itu Gramedia Bookstore juga berusaha menawarkan harga yang bersaing demi kepuasan para konsumen, frekuensi pemberian diskon juga menjadi salah satu kekuatan Gramedia Bookstore, sebab tidak dapat dipungkiri bahwa diskon menjadi daya tarik tersendiri. Apalagi sekarang dengan hadirnya Kompas Gramedia Value Card-Flazz (KGVC), akan semakin membentuk potensi yang kuat bagi Gramedia Bookstore untuk menarik konsumen yang loyal. KGVC memberikan berbagai manfaat bagi pemiliknya, hal tersebut dianggap Gramedia sebagai bentuk penghargaan untuk konsumen yang setia pada Gramedia Bookstore.
 Lokasi outlet Gramedia Bookstore yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia juga merupakan kekuatan yang membuat Gramedia Bookstore dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Hingga Januari 2011, jumlah outlet yang tersebar yaitu 98 outlet, yang antara lain berada di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Depok, Bogor, Cirebon, Bandung, Semarang, Surakarta, Yogyakarta, Magelang, Surabaya, Jember, Malang, Madiun, Kediri, Pangkal Pinang, Manado, Bali, Kupang, Bandar Lampung, Palembang, Padang, Medan, Pekanbaru, Batam, Balikpapan, Banjarmasin, Samarinda, Pontianak, Makasar, Kendari, dan Jayapura. Dengan banyaknya jumlah outlet yang tersebar, maka diharapkan Gramedia Bookstore mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia dan tidak terbatas oleh wilayah, hal tersebut terbukti dari lokasi sejumlah outlet yang tersebar mulai dari Medan hingga Jayapura.
Kekuatan Gramedia Bookstore yang lainnya adalah strategi pemasaran yang baik. Hal ini terbukti dengan diraihnya penghargaan Marketing Award 2009 dalam kategori The Best Experiential Marketing, yang diselenggarakan oleh Majalah Marketing bekerja sama dengan dosen-dosen senior dari universitas magister manajemen terkemuka di Jakarta. Nisa (2009) mengatakan bahwa experiential marketing yang dimiliki Gramedia adalah bagaimana menciptakan kenyamanan bagi konsumen selama berada di dalam toko buku, sehingga ketika konsumen datang toko tidak hanya membeli barang, tapi juga mendapat experience tersendiri di dalam toko tersebut, itulah yang diciptakan oleh Gramedia Bookstore. Experience yang diperoleh para konsumen antara lain karena kenyamanan toko, pelayanan yang baik, juga dari segi desain, dan interior toko buku yang menarik.
Selanjutnya yang menjadi kekuatan utama bagi Gramedia Bookstore adalah citra merek dan reputasi yang sangat baik, menurut Damanik (2010) hal ini dibuktikan dengan gelar Top Brand Award 2010 yang berhasil dipertahankan oleh Gramedia Bookstore. Acara yang diselenggarakan oleh Majalah Marketing dan Frontier Consulting Group tersebut menobatkan Gramedia Bookstore sebagai  toko buku paling dikenal oleh publik, dengan Top Brand Index (TBI) sebesar 78,1%. Gramedia Bookstore meninggalkan jauh pesaingnya TB Gunung Agung dengan indeks 12,4%, sementara toko buku lainnya seperti Toga Mas, Karisma, dan Wali Songo harus puas dengan indeks di bawah 3%. Berdasarkan index tersebut, merek Gramedia memang begitu lekat di hati masyarakat sehingga sekitar 78,1% dari 2.400 responden di enam kota besar di Indonesia memilih Gramedia sebagai merek paling top. Merek Gramedia menempati top of mind di masyarakat, memiliki market share yang tinggi, dan memiliki pelanggan dengan tingkat loyalitas yang tinggi.
2.3.2 Kelemahan
Kotler & Armstrong (2008:64) mengatakan bahwa kelemahan meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif yang dapat menghalangi performa perusahaan. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, salah satu kelemahan Gramedia Bookstore adalah harga buku impor yang masih bergantung pada nilai kurs. Ketika nilai kurs Rupiah terhadap mata uang asing lemah, maka hal tersebut akan berdampak pada harga buku impor yang ditawarkan. Semakin lemah nilai kurs Rupiah, maka semakin mahal harga buku impor tersebut. Alangkah baiknya jika Gramedia Bookstore memiliki kendali terhadap harga buku impor yang dijual, sehingga harga yang dibandrol dapat disesuaikan dengan daya beli konsumen.
Meskipun pada umumnya harga produk yang tersedia di Gramedia Bookstore dapat dijangkau oleh konsumen kelas menengah, namun terdapat beberapa produk yang harganya relatif lebih mahal, seperti alat tulis dan produk multimedia. Ketika peneliti membandingkan harga alat tulis yang tersedia di Gramedia Bookstore dengan toko lain seperti Royal ATK di Jalan Ciliwung Malang, terdapat beberapa alat tulis yang harganya terbukti lebih mahal. Sedangkan untuk produk multimedia seperti laptop dan handphone, Gramedia Bookstore menawarkan harga yang lebih tinggi dibandingkan harga yang ditawarkan oleh toko-toko elektronik lainnya. Kelemahan tersebut dikarenakan oleh kekurangmampuan Gramedia Bookstore dalam menyetarakan harga dengan toko-toko yang khusus menjual alat tulis dan barang elektronik, sebab Gramedia Bookstore sendiri merupakan toko buku yang lebih berkonsentrasi pada penjualan buku.
Hal lain yang menjadi kelemahan Gramedia Bookstore adalah pelayanan operasional online Gramedia yang hanya terbatas pada hari Senin – Jumat, pukul 08.00 – 17.00 WIB saja. Sehingga pada malam hari dan weekend, situs online Gramedia tersebut tidak beroperasi. Kondisi tersebut akan menyulitkan konsumen yang ingin melakukan transaksi pada malam hari atau pada hari Sabtu atau Minggu, misalnya seperti orang-orang yang sibuk dan tidak memiliki cukup waktu untuk bertransaksi pada jam kerja.
2.3.3 Peluang
Menurut Kotler & Armstrong (2008:64), peluang adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Buku merupakan kebutuhan bagi semua orang, tidak terbatas usia. Baik anak-anak maupun dewasa pada umumnya membutuhkan buku sebagai media untuk mendapatkan wawasan atau ilmu pengetahuan, terutama bagi para pelajar. Setiap tahun ajaran baru, para pelajar membutuhkan buku untuk menunjang kebutuhannya dalam bersekolah, sehingga dapat dikatakan permintaan terhadap buku tidak pernah menurun bahkan cenderung bertambah. Hal tersebut dapat menjadi peluang bagi Gramedia Bookstore untuk terus memperluas dan memperkaya usahanya.
Dalam era globalisasi sekarang ini, internet telah menjadi bagian dari setiap kehidupan masyarakat, penggunaan internet secara positif mampu memberikan banyak manfaat kepada penggunanya. Banyak informasi yang didapat dari internet, bahkan internet juga telah dijadikan media bisnis seperti penjualan barang secara online, dan juga media pembelajaran. Hal tersebut yang kemudian menciptakan suatu produk yang disebut e-book atau electronic book, yaitu buku yang berupa soft copy dan umumnya berupa file PDF. E-book juga disebut paperless book, karena penggunaannya harus melalui media ekektronik seperti computer, laptop, atau notepad. Bisa dikatakan bahwa saat ini sudah banyak masyarakat yang menggunakan e-book sebagai bahan bacaan mereka. Gramedia Bookstore dalam situasi ini berpeluang untuk turut menyediakan e-book bagi konsumennya, hal tersebut akan menjadi hal baru bagi Gramedia Bookstore, sehingga tidak hanya menyediakan buku dalam bentuk hard copy, namun juga menyediakan e-book.
2.3.4 Ancaman
Ancaman adalah factor pada lingkungan eksternal yang tidak menguntungkan dan menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan (Kotler & Armstrong, 2008:64). Ancaman bagi Gramedia Bookstore yaitu toko buku lainnya yang juga hadir di sekitar masyarakat, seperti misalnya TB Gunung Agung, Toga Mas, Tisera, Karisma, dll. Selain toko buku yang disebutkan di atas, keberadaan pasar buku juga menjadi ancaman bagi Gramedia Bookstore, apalagi pasar buku umumnya menjual buku bekas atau buku baru yang kualitasnya bajakan atau palsu dengan harga yang jauh lebih murah. Seperti yang ada di kota Malang yaitu Pasar Buku Wilis yang menyediakan berbagai jenis buku bekas atau baru dengan harga murah.
Penjualan buku melalui media internet kini juga telah marak di masyarakat. Meskipun Gramedia Bookstore juga memiliki situs online, namun keberadaan situs penjualan buku online lainnya juga dapat menjadi ancaman bagi Gramedia Bookstore, seperti contohnya Amazon, Ebay, Kaskus, dll. Dalam hal ini Gramedia Bookstore harus memiliki cara tertentu agar konsumen lebih memilih untuk berbelanja di situs online Gramedia daripada situs lainnya, misalnya seperti prosedur pembelian dan pembayaran yang mudah.
Situs penjualan buku online yang telah disebutkan di atas tidak hanya menjual buku namun e-book, sedangkan untuk saat ini Gramedia Bookstore belum menyediakan produk berupa e-book. Tentu saja kondisi tersebut menjadi ancaman bagi Gramedia Bookstore. Pihak manajemen perlu menerapkan strategi yang baik dalam menyiasati setiap ancaman yang ada agar tidak timbul kerugian.



BAB III
KESIMPULAN

Gramedia Bookstre didirikan pada tahun 1970 oleh P.K Ojong (alm) dan Jakob Oetama di Jalan Gajah Mada Jakarta. Sejak pertama kali dibuka, Gramedia Bookstore yang dimiliki dan dikelola oleh PT Gramedia Asri Media yang merupakan anak perusahaan Kompas Gramedia Group, telah menjadi pemimpin dalam penjualan buku dan penerbitan. Selama lebih dari 40 tahun Gramedia telah menjadi sebuah merek yang teruji dan terpercaya di dalam retail buku dan penerbitan.
Adapun bauran pemasaran Gramedia Bookstore adalah sebagai berikut:
1.      Produk
Gramedia Bookstore telah menjadi one-stop shop untuk setiap anggota keluarga. Ragam produk yang disediakan oleh Gramedia Bookstore meliputi buku lokal dan impor, alat tulis, multimedia, peralatan olahraga serta alat-alat musik.
2.      Harga
Berbagai produk yang disediakan oleh Gramedia Bookstore memiliki harga yang umumnya dapat dijangkau oleh konsumen kelas menengah. Gramedia Bookstore juga gemar memberikan diskon atau potongan harga, pada periode tertentu Gramedia Bookstore memberikan diskon 50%, terdapat pula diskon buku mahasiswa sebesar 25% - 40% setiap harinya. Belum lagi diskon yang diberikan untuk pemilik Kompas Gramedia Value Card-Flazz (KGVC).
3.      Tempat
Gramedia Bookstore telah memiliki 98 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia, setiap outlet Gramedia Bookstore menikmati lokasi yang strategis dalam setiap kota-kota besar di Indonesia dan beberapa kota kecil. Selain tempat atau lokasi yang strategis, Gramedia Bookstore juga berusaha untuk menciptakan outlet yang nyaman bagi setiap pelanggan yang datang.
4.      Promosi
Gramedia Bookstore melakukan promosi melalui pemasangan iklan di beberapa media cetak dan menjadi sponsor dalam event tertentu seperti seminar atau acara perlombaan. Gramedia Bookstore juga menawarkan promosi penjualan melalui membership card KGVC.
Berikut adalah analisis SWOT mengenai Gramedia Bookstore,
1.      Kekuatan, yang meliputi:
·         Produk yang tersedia lengkap.
·         Harga buku terjangkau, termasuk seringnya pemberian diskon.
·         Lokasi yang tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia.
·         Strategi pemasaran yang baik.
·         Citra merek dan reputasi yang baik.
2.      Kelemahan, yang meliputi:
·         Harga buku impor bergantung pada nilai kurs Rupiah.
·         Beberapa produk (alat tulis dan multimedia) harganya relative lebih mahal.
·         Terbatasnya jam operasional pada pelayanan situs online Gramedia.
3.      Peluang, yang meliputi:
·         Perluasan dan pengayaan usaha.
·         Penyediaan e-book.
4.      Ancaman, yang meliputi:
·         Keberadaan toko buku saingan.
·         Keberadaan pasar buku, termasuk adanya buku bekas dan buku bajakan yang harganya jauh lebih murah.
·         Banyaknya situs penjualan buku online.
·         Semakin populernya e-book.


DAFTAR RUJUKAN

Damanik, C. 2010. Toko Buku Gramedia Pertahankan Top Brand. (Online), (http://www.kompas.com), diakses 5 Oktober 2011.

Gramedia Bookstores. 2005. Gramedia 1970 to 2005. (Online), (http://gramediabooks.com), diakses 2 Oktober 2011.

Gramedia Online. 2011. Cara Belanja. (Online), (http://www.gramediaonline.com), diakses 14 Oktober 2011.

Kompas Gramedia. 2011. Kompas Gramedia Value Card. (Online), (http://www.kgvaluecard.com), diakses 2 Oktober 2011.

Kotler, P & Armstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Terjemahan ___. Jakarta: Erlangga.

Laoli, N. 2011. Gramedia dan Times Buka 10 Cabang Baru. (Online), (http://www.kompas.com), diakses 5 Oktober 2011.

Nisa. 2009. Toko Buku Gramedia Raih Marketing Award 2009. (Online), (http://www.kompas.com), diakses 5 Oktober 2011.